free counters

DAFTAR ISI

Image and video hosting by TinyPic

Google Translator

Image and video hosting by TinyPic
Adsense Indonesia

JUAL BELI

Image and video hosting by TinyPic Mobil Bekas Iklan Properti

Pages

Image and video hosting by TinyPic

KOMUNITAS KU

Campurandom. Powered by Blogger.

TERPOPULER

100% Backlink Indonesia
Image and video hosting by TinyPic
Wednesday, 16 May 2012

Mahasiswi UPN Ciptakan Aplikasi Deteksi Iklim Melalui Ponsel



Mahasiswi Fakultas Industri, Program Studi Informatika Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jawa Timur, Eva Yulia Puspaningrum berhasil menciptakan aplikasi deteksi iklim lewat ponsel. Karyanya ini menjawab kegelisahan petani yang kesulitan menentukan musim tanam karena ketidakpastian iklim.

Saat ditemui di kampusnya, Rabu (11/1/2012) lalu, Eva tampak sibuk mengutak-atik ponselnya yang sudah terkoneksi dengan sistem tersebut.

“Saya membuat software atau aplikasi khusus memantau musim secara update. Saya fungsikan aplikasi ini cukup dengan HP(handphone),” ujar gadis kelahiran 5 Juli 1989, yang baru saja diwisuda ini.
Meski tergolong sederhana,  aplikasi sistem peringatan dini kekeringan tersebut memberikan manfaat luar biasa. Khususnya kepada para petani yang beberapa tahun belakangan ini dipusingkan dengan iklim tak menentu.

Seperti yang terjadi di Lamongan pada bulan Mei. Banyak petani di wilayah Lamongan dan sekitarnya yang meninggalkan tanaman padi dan beralih ke palawija, jagung, kedelai, atau tanaman pertanian lainnya. Ternyata, bulan-bulan itu hujan masih terus turun. Akibatnya, tanaman yang tak suka air ini kebanyon (becek).

Departeman Pertanian tertarik dan menjadikan temuan ini sebagai salah satu proyek pemerintah. Berkat aplikasi tersebut, Departeman Pertanian mendanai karya Eva.

“Sebenarnya semua atas bimbingan dosen juga. Kami juga diarahkan,” kata Eva yang lulus dengan IPK 3,90.

Akan tetapi, hasil karya Eva ini masih belum mutakhir dalam perkembangan pantauan iklim di Jawa Timur. Oleh karena itu, Departemen Pertanian meminta bekerja sama dengan BMKG Jatim. Sebab, alat pendeteksi kekeringan melalui HP itu masih berpatokan pada tren atau kecenderungan iklim pada sepuluh tahun terakhir.

“Sementara, selama ini masih mengacu pada tren iklim sebelumnya. Setiap bulan akan ada SMS masuk memberitahukan bahwa bulan ini akan terjadi hujan. Tidak hanya itu, tingkat kelembaban dan intensitas hujan juga diketahui. Namun, akan sempurna jika nanti jadi menggandeng BMKG. Sebab, lembaga inilah yang tepat memprediksi cuaca,” papar Eva.

Mekanismenya, petani atau pelanggan harus mendaftar terlebih dahulu melalui internet. Eva lebih dulu membuat situs, www.siagacuaca.com. Begitu masuk menu daftar, harus diikuti mengisi biodata dan dikirim. Bagi yang sudah mendaftar, setiap bulan akan mendapatkan kiriman informasi cuaca.

Eva pun sudah mengenalkan karyanya kepada para petani. Menurutnya, banyak petani yang berminat. Dibutuhkan waktu sekitar setahun mempersiapkan penelitian dan pembuatan alat tersebut. Mulai membuat data base menyangkut iklim, suhu, cuaca, kelembaban, dan curah hujan.

”Yang agak lama adalah membuat tampilan web ciptaan kami. Kemudian web ini kita koneksikan dengan HP. Bahasa pemrogaman aplikasi ini sehingga menjadi SMS adalah dengan PHP. Agar mobile menggunakan bahasa pemrogaman WML. Karena berbasis SMS, kami memanfaatkan sistem gammu. Mudah-mudahan kami jadi menggandeng BMKG,” harap Eva
Shafwandi Made In Indonesia

Baterai Dari Kopi



Ternyata secangkir kopi yang sering anda minum, suatu saat nanti dapat pula menyalakan HP anda. Kenapa?, karena Perkembangan teknologi akhir-akhir ini mulai merambah di bidang pemberdayaan sumber energi alternatif. Salah satunya ialah penggunaan kopi sebagai sumber energi. Saat ini, teknologi terbaru Nespresso Capsules tengah dikembangkan agar dapat diproduksi secara massal dan murah. Nespresso Capsules ialah sebuah baterai hemat energi yang menggunakan kopi sebagai bahan dasarnya. Ide penemuan baterai ramah lingkungan ini pertama kali digagas oleh Mischer Traxler.

Struktur sumber energi alternatif ini terdiri dari kapsul alumunium, dengan strip tembaga, air garam, dan tentunya bubuk kopi. Prinsip kerja baterai ini pun cukup sederhana, alumunium berfungsi sebagai anoda, kemudian tembaga sebagai katoda, sedangkan air garam berfungsi sebagai elektrolit. Bisa dikatakan proses kimia dalam baterai ini mirip dengan cara kerja baterai mobil.


Dalam proses kimia yang cukup sederhana tersebut, setiap baterai mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1,5 – 1,7 Volt, setara dengan baterai ukuran AA yang sering kita gunakan. Sehingga kelak baterai hemat energi ini diharapkan mampu menggantikan baterai standar. Seperti yang kita ketahui, sumber energi baterai konvensional yang kita pakai sekarang memiliki bahan dasar yang cukup berbahaya bagi lingkungan.

Baterai bertenaga kopi ini sudah diuji penggunaannya dalam Venice Design Week, di mana 700 baterai kopi ini mampu memberi tenaga bagi jam di festival teknologi tersebut.

Saat ini, kinerja baterai ini tengah dalam pengembangan. Harapannya, kelak baterai ini juga bisa menggantikan sistem baterai yang lebih rumit seperti yang digunakan produk-produk teknologi informasi, diantaranya baterai laptop maupun baterai handphone.